Kalau kamu sekarang naik kendaraan umum, pasti sudah tidak asing lagi dengan yang satu ini, pengamen. Apapun kendaraan umum yang dinaiki seperti bus patas, metro mini, angkutan umum, sampai kereta api tak lepas dengan kehadiran mereka. Yah, mungkin buat mereka ini adalah sebuah pekerjaan yang sudah menjadi mata pencarian hidup.
Mulai dari anak kecil, remaja, sampai yang dewasa pun ada yang menjadi pengamen, seperti sudah tidak ada batasan umur didalamnya. Ada yang bersuara enak sampai yang tidak enak tapi tetap nekat untuk bernyanyi. Alat musik yang paling banyak digunakan adalah gitar, jika tidak ada gitar kecrekan yang dibuat dari tutup botol minuman pun bisa digunakan.
Jika tidak modal dengan alat musik, tepuk tangan pun menjadi pilihan bantuan untuk mengiringi suara mereka dalam mencari rupiah. Kehadiran mereka memang bisa dijadikan dua ketegori, yang pertama adalah menjadi hiburan dan yang kedua adalah menjadi pengganggu. Penghibur jikalau mereka bernyanyi dengan enak dan tidak memaksa saat meminta.
Sebaliknya menjadi penggangu saat mereka bernyanyi dengan tidak enak dan ketika meminta uang sedikit dengan paksaan dan menyindir. Hal ini justru bisa disamakan dengan memalak, karena meminta secara paksa. Kamu pasti akan merasa risih akan hal tersebut, apa lagi jika yang mengamen orang yang bertampang gahar dan menakutkan.
Sudah seharusnya kejadian ini tidak perlu ada, karena apa? Jika tujuan mengamen adalah untuk bertahan hidup, maka lakukan lah dengan benar. Kamu selaku penumpang pun juga harus sadar akan keberadaan mereka, selama masih bisa memberi dan menyisihkan sedikit uang kamu tak ada salahnya menolong mereka. Bijaklah saat akan memberi dan menerima, mungkin itu yang harus ada didalam diri setiap orang sebagai pelakunya. (Sumber Foto : Ceritamu)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar