Hah! Disumbangkan? Pernahkan ada kejelasan akan disumbangkan kemana dan untuk siapa? Apakah ini sebuah prosedur baru, jika tidak ada uang untuk kembalian menggunakan alasan tersebut? Seperti menjadi sebuah trik untuk mempermudah kerja mereka. Yah, apapun itu sudah sangat jelas merugikan kamu sebagai konsumen dalam berbelanja.
Saya dengan tegas dan lantang menolak saat hal ini terjadi pada diri saya. Coba kamu balik situasinya, kumpulkan beberapa butir permen atau bilang “saya sudah sering nyumbang, jadi kurang dikit tidak apa-apa kan!” saat membayar tidak punya uang kecil atau kurang, apakah mereka dapat menerima hal tersebut? Pasti tidak!
Ketika situasi ini menimpa saya, terjadi sebuah perdebatan kecil antara saya dan kasir serta beberapa karyawan yang ada disitu. Ingat, ini bukan soal nominal bung melainkan soal transaksi jual beli yang menggunakan uang sebagai alat sah didalamnya. Dengan seenaknya uang kembalian yang seharusnya saya terima, kekurangannya malah di donasikan!
Kalau saya ingin mendonasikan, yah biarkan itu menjadi urusan saya mau kemana dan kesiapa harus diberikan. Setelah bersitegang cukup lama, akhirnya dicarikan kembalian. Ini baru benar, ini baru solusi yang tepat. Jika tidak ada kembalian yah sudah seharusnya mencari dan menukar dengan cara apapun, tunjukan dengan sebuah usaha menunjukan tindakan profesional.
Jangan seenaknya memutuskan solusi yang hanya menguntungkan satu pihak semata, sekali lagi ini bukan seberapa besar dan kecil nominalnya, tetapi seberapa profesional pelayanan yang diberikan. Kalau semua orang hanya dengan pasrah menerima hal tersebut, rasa-rasanya seperti membiarkan tindakan curang yang merugikan kamu sebagai konsumen.
(Sumber Foto : Ruanghati)
0 komentar:
Posting Komentar